STBA adalah
perguruan tinggi swasta yang memiliki fokus pada studi bahasa asing: bahasa
Inggris, Prancis, Jerman, dan Jepang, baik untuk program S1 (semua jurusan)
maupun D3 (Inggris dan Jepang), dengan status yang terakreditasi oleh BAN-PT.
Bila ada yang membutuhkan informasi lebih lanjut tentang kami, silahkan masuk
ke halaman kontak dan sampaikan pesan anda melalui beberapa sarana komunikasi
yang ada.
Wajah Bego

Friday, 25 April 2014
Saturday, 19 April 2014
Friday, 18 April 2014
Tentang Matsuri
Matsuri adalah suatu upacara keagamaan yang bermaksud untuk berada di samping kami (dewa) atau upacara yang mendatangkan dewa guna mendekatkan diri pada dewa. Matsuri mempunyai pengertian berada di samping dewa dan kata matsuri ini sering di terjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan istilah festival yang mempunyai pengertian berbeda. Festival menurut kamus bahasa Indonesia merupakan pekan gembira dalam rangka memperingati peristiwa penting bersejarah.

Matsuri dalam bahasa Jepang merupakan kata benda, sedangkan kata kerjanya adalah matsuru yang berarti berdoa, bersembahyang, memuja, menyembah, mendewakan, dan mengabdikan diri di tempat suci. Dalam kamus Daijiten, matsuri di artikan dengan terjemahan menyembah leluhur dan dewa (Shinto dan Budha). Lalu memilih hari yang tepat untuk upacara dan menyucikan diri, memberikan sesembahan, kemudian berdoa, berterima kasih, menghibur roh, dan sebagainya. Oleh karenanya, istilah masturi tidak dapat disamakan dengan festival yang dalam kamus bahasa Indonesia dijelaskan sebagai pesta rakyat atau pekan gembira dalam rangka memperingati peristiwa penting bersejarah.
Masyarakat Jepang hampir setiap hari menyelenggarakan matsuri, baik yang berhubungan dengan agama maupun kepercayaan yang dianut maupun ritual yang tidak berhubungan dengan salah satu agama atau kepercayaannya. Penyelenggaran matsuri di selenggarakan setiap bulan oleh masyarakat Jepang, baik yang tinggal di kota maupun di desa, dengan mengambil tempat di O-Tera (kuil Budha) maupun di Jinja (kuil Shinto).
Tiga matsuri Terbesar
- Gion Matsuri (Yasaka-jinja, Kyoto, Juli)
- Tenjin matsuri (Osaka Temmangu, Osaka, 24-25 Juli)
- Kanda Matsuri (Kanda Myōjin, Tokyo, Mei)
Daftar matsuri sejak zaman dahulu
Daerah Tohoku
- Nebuta Matsuri (Aomori, Agustus) dan Neputa Matsuri (kota Hirosaki, Agustus)
- Kantō Matsuri (Akita, Agustus)
- Sendai Tanabata Matsuri (Sendai, Agustus)
Daerah Kanto
- Chichibuyo Matsuri (Chichibushi, Prefektur Saitama, 2-3 Desember)
- Sanja Matsuri (Kuil Asakusa, Tokyo, Mei)
- Sannō Matsuri (Kuil Hie, Tokyo, Juni)
Daerah Chubu
- Owarafū no bon (Toyama, Prefektur Toyama, September)
- Shikinenzōei Onbashira Daisai (kota Suwa, Prefektur Nagano, diadakan setiap 6 tahun sekali, terakhir diadakan pada April-Mei, 2004).
- Takayama Matsuri (Takayama, Prefektur Gifu, April dan Oktober)
- Furukawa Matsuri (Hida, Prefektur Gifu, April)
Daerah Kinki
- Aoi Matsuri (Kyoto, Mei)
- Jidai Matsuri (Heian-jingu, Kyoto, Oktober)
- Tōdaiji Nigatsudō Shuni-e atau dikenal sebagai Omizutori (Nigetsu-dō, kuil Tōdai-ji, Nara, 12 Maret)
- Kishiwada Danjiri Matsuri (Kishiwada, Prefektur Osaka, 14-15 September)
- Nada no Kenka Matsuri dan Banshū no Aki Matsuri (Prefektur Hyogo, diselenggarakan lebih dari seratus jinja di daerah Banshū dengan pusat keramaian di kotaHimeji, Oktober)
- Nachi no Hi Matsuri (Nachi Katsuura, Prefektur Wakayama, Juli)
- Aizen Matsuri, Tenjinmatsuri dan Sumiyoshi Matsuri yang dikenal sebagai "Tiga Festival Musim Panas Terbesar di Osaka" (Prefektur Osaka, Juni-Juli)
Daerah Chugoku dan Shikoku
- Saidaiji Eyō (Okayama, Prefektur Okayama, Februari)
- Awa Odori (Tokushima, Prefektur Tokushima, 12-15 Agustus)
Daerah Kyushu
- Hakata Gion Yamakasa (Fukuoka, Prefektur Fukuoka, Juli)
- Nagasaki Kunchi (Nagasaki, Prefektur Nagasaki, 7-9 Oktober)
- Karatsu Kunchi (Karatsu, Prefektur Saga, November)
Daftar festival di Jepang
- Festival Salju Sapporo (Sapporo, Prefektur Hokkaido, Februari)
- Festival Salju Iwate (Koiwai Farm, Shizukuishi, Prefektur Iwate, Februari)
- Yosakoi Sōran Matsuri (Sapporo, Hokkaido, Juni)
- Niigata Odori Matsuri (Niigata, Prefektur Niigata, pertengahan September)
- Odawara Hōjō Godai Matsuri (Odawara, Prefektur Kanagawa)
- Yosakoi Matsuri (Kochi, Prefektur Kochi, 9-12 Agustus)
- Hakata Dontaku (Fukuoka, 3-4 April)
- Hamamatsu Matsuri (Hamamatsu, Prefektur Shizuoka, 3-5 Mei)
- Wasshoi Hyakuman Natsu Matsuri (Kitakyūshū, Prefektur Fukuoka, Sabtu minggu pertama bulan Agustus)
Penulis Secara keseluruhan menyimpulkan bahwa matsuri mempunyai makna yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan Jepang. Perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan matsuri adalah akibat terjadinya perubahan struktur masyarakat dan pengaruh modernisasi dalam masyarakat Jepang. Namun penyelenggaraan matsuri yang masih tetap di selenggarakan oleh masyarakat Jepang merupakan tradisi yang masih di lakukan oleh orang Jepang yang menunjukkan bahwa orang Jepang sangat menaati unsur-unsur keagamaan. Matsuri inilah merupakan wajah lain yang terselubung dalam wajah Jepang modern. Matsuri di laksanakan sebagai keinginan manusia untuk memohon perlindungan dan berkat dari dewa, tetapi matsuri juga di jadikan sebagai wadah oleh anggota masyarakat yang menyelenggarakannya dan menghadirinya untuk saling mengenal dan berkomunikasi satu dengan yang lain.
Khususnya bagi kaum muda, matsuri di jadikan sebagai kesempatan untuk melatih diri untuk terjun ke dalam lingkungan masyarakat yang bermakna bahwa dengan turut sertanya anak muda berpartisipasi dalam kegiatan itu merupakan kesempatan untuk menempa diri dalam kelompok.
Thursday, 17 April 2014
apa itu HARAKIRI ?
Kali ini penulis ingin membahas tentang harakiri yang sebenarnya di sebut dengan Seppuku. Seppuku adalah upacara untuk bunuh diri, walaupun di Jepang sendiri istilah Harakiri dianggap sebagai istilah yang kasar. Ritual Seppuku biasanya memerlukan keterlibatan aktif paling tidak dua orang, satu yang mau bunuh diri dan satu lagi adalah pendampingnya (Kaishakunin) yang bertugas memenggal kepala orang yang melakukan Seppuku. Akan tetapi, dalam pemenggalan leher yang di penggal tidak boleh benar-benar putus, harus ada daging yang membuat kepala yang di penggal tetap menempel pada tubuhnya. Ini tentunya sangatlah sulit, Sang pendamping haruslah jagoan pedang pastinya.
Seppuku biasanya di lakukan dengan upacara yang rumit. Orang yang hendak bunuh diri. Mandi dulu, bersih-bersih, lantas pakai pakaian putih-putih, makan dulu, baru sesudahnya siap-siap untuk tusuk dan iris dimulai. (Kayaknya lebih tepat persiapan mau ke pesta di banding mau upacara bunuh diri.) Duduk diam dengan Tanto di letakkan di depannya. Menulis puisi terlebih dahulu sampai selesai, baru itu Tanto diambil lantas di tusukan ke perut agak ke kiri lantas Tanto di geser ke kanan, yang terakhir ke atas sedikit,agar isi perutnya keluar. Selesai itu, baru sekarang giliran Kaishakunin beraksi menyabet lehernya. Tanto bekas pakai tadi lalu di letakkan di piring bekas makan tadi. Pendamping untuk Seppuku hanya untuk orang yang Seppukunya untuk menjaga kehormatan. Misalnya, kalau seorang Samurai tertangkap oleh musuh, maka seorang pendamping akan di tugaskan untuk memenggalnya. Jika Samurainya itu Samurai tukang mencuri, tukang korupsi atau jadi penjahat kacangan lainnya .... ya tak ada pendamping, di biarkan mati saja dengan kesakitan sampai kehabisan darah. Ternyata beda juga ya tentang orang yang mau melakukan seppuku ini.
Seppuku sebagai hukuman telah resmi di hapuskan pada tahun 1873, segera setelah restorasi Meiji, tetapi Seppuku secara sukarela belum sepenuhnya mati. Ratusan orang di ketahui melakukan Seppuku setelah di hapuskannya. Termasuk beberapa orang anggota militer yang melakukan bunuh diri pada tahun 1895 sebagai protes menolak di kembalikannya wilayah China, setelah meninggalnya kaisar Meiji. Dan lebih banyak lagi tentara dan rakyat yang lebih memilih untuk mati dari pada menyerah di akhir PD II. Dan sebagai dampak budaya, kata ’seppuku’ biasa di gunakan sebagai metafora seseorang melakukan ”self punishment” sebagai tanggung jawab bila melakukan kesalahan.
Ritual ini telah membudaya di Jepang, sehingga apabila seseorang melakukan kesalahan dan melakukan bunuh diri, maka hal itu sah-sah saja dan di anggap sabagai upaya menebus kesalahan. Dan menurut penulis, ini adalah sebuah kekerasan karena setiap kali ada orang (warga Jepang) yang melakukan salah, maka ia akan berorientasi untuk bunuh diri, seperti di paksa oleh keadaan sekitar. Mungkin kita bisa menyimpulkan bahwa setiap orang bisa melakukan kesalahan dan kita juga harus belajar dari kesalahan tersebut. jadikan kesalahan tersebut sebagai cerminan agar kita mampu melangkah maju dan semakin dewasa dalam setiap menghadapi masalah. Oh,iya jangan sampai mencoba harakiri...... ya. kita harus bisa menghadapi masalah dengan tenang dan sabar.
Subscribe to:
Posts (Atom)